Jumat, 30 Januari 2015

Kisah hidup Sukses Nick Vujicic Tanpa Tangan Tanpa Kaki


Terlahir sebagai seorang cacat dengan banyak kekurangan…ternyata tidak menghalangi seorang Nick Vujicic untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sekitarnya. Sempat depresi dan ingin bunuh diri diusia 8 tahun….namun kemudian dia sadar bahwa hidup harus dia syukuri…apapun keadaannya. Akhirnya perlahan namun pasti…dia menjadi seorang motivator hebat yang mendunia…dan berhasil memotivasi jutaan orang di seluruh dunia untuk terus meraih mimpi. Lebih lanjut mengenai kisah hidup seorang Nick Vujicic…simak artikel berikut yang saya terjemahkan dari wikipedia :
Nicholas James Vujicic (lahir 4 Desember 1982) adalah seorang pengkhotbah, seorang pembicara motivasi dan Direktur organisasi nirlaba Hidup Tanpa Limbs. Lahir tanpa anggota badan karena gangguan Tetra-amelia langka, Vujicic harus hidup dengan kesulitan dan penderitaan sepanjang masa kecilnya.
Namun, ia berhasil mendapatkan lebih kesulitan ini dan, di tujuh belas, mulai organisasi sendiri nirlaba Life Without Limbs. Setelah sekolah, Vujicic dihadiri universitas dan lulus dengan besar ganda. Dari titik ini, ia mulai perjalanan sebagai seorang pembicara motivasi dan hidupnya menarik lebih banyak liputan media massa. Saat ini, dia secara teratur memberikan pidato tentang topik, seperti cacat, harapan, dan menemukan arti hidup.
Kehidupan awal
Anak pertama lahir dari sebuah keluarga Serbia , Nick Vujicic lahir di Brisbane, Australia dengan gangguan Tetra-amelia langka: tanpa kaki, hilang kedua lengan di tingkat bahu, dan tak berkaki tapi dengan dua kaki kecil, salah satu yang memiliki dua jari kaki. Awalnya, orangtuanya hancur. Vujicic adalah sehat.
Tumbuh
Hidupnya penuh dengan kesulitan dan kesulitan. Salah satunya yang dilarang oleh hukum negara bagian Victoria dari menghadiri sekolah utama karena cacat fisik, meskipun ia tidak mengalami gangguan mental. Selama sekolahnya, undang-undang tersebut berubah, dan Vujicic adalah salah satu siswa cacat pertama yang akan diintegrasikan ke sekolah mainstream
Ia belajar menulis dengan menggunakan dua jari-jari kaki di kaki kirinya,. Dan perangkat khusus yang meluncur ke nya jempol kaki yang dia gunakan untuk pegangan. Dia juga belajar menggunakan komputer dan mengetik menggunakan “tumit dan kaki” metode (seperti diperlihatkan dalam pidatonya), melemparkan bola tenis, main drum pedal, menyisir rambutnya, sikat gigi, menjawab telepon, mencukur dan mendapatkan dirinya segelas air (juga ditunjukkan dalam pidato).
Epiphany
Ditindas di sekolahnya, Vujicic tumbuh sangat tertekan, dan pada usia 8, mulai memikirkan bunuh diri. Pada usia 10, ia mencoba untuk menenggelamkan dirinya dalam 4 inci air, tapi tidak pergi melalui dengan itu dari cinta untuk orang tuanya. Setelah memohon pada Tuhan untuk tumbuh lengan dan kaki, Nick akhirnya mulai menyadari bahwa prestasi adalah inspirasi bagi banyak orang, dan mulai bersyukur kepada Tuhan karena hidup.
Sebuah titik balik penting dalam hidupnya adalah ketika ibunya dia menunjukkan artikel surat kabar tentang seorang pria berhubungan dengan cacat berat. Ini dipimpin dia untuk menyadari bahwa ia bukan satu-satunya dengan perjuangan besar. Seiring berjalannya waktu Nick mulai memeluk situasinya dan mencapai hal-hal yang lebih besar. Dalam tujuh kelas Nick terpilih kapten dari sekolah dan bekerja dengan dewan mahasiswa di sana pada berbagai acara penggalangan dana bagi badan amal lokal dan kampanye cacat. Ketika ia berumur tujuh belas, ia mulai memberikan ceramah di kelompok doa nya, dan akhirnya mulai organisasi non-profit nya, Life Without Limbs.
Pada tahun 2005 Nick dinominasikan untuk “Muda Australia of the Year” Award.

Karir
Nick lulus dari universitas pada usia 21 dengan dua jurusan Akuntansi dan Keuangan Perencanaan. Ia memulai perjalanannya sebagai seorang pembicara motivasi, fokus pada topik yang remaja saat ini wajah. Dia juga berbicara di sektor korporasi, meskipun tujuannya adalah untuk menjadi seorang pembicara inspirasional internasional, baik di tempat Kristen dan non-Kristen. Ia secara rutin melakukan perjalanan internasional untuk berbicara dengan jemaat-jemaat Kristen, sekolah, dan rapat perusahaan. Dia telah berbicara kepada lebih dari tiga juta orang sejauh ini, di lebih dari 24 negara di lima benua (Afrika, Asia, Australia, Amerika Selatan, dan Amerika Utara).
Vujicic mempromosikan karyanya melalui acara televisi seperti The Oprah Winfrey Show dan juga dengan menulis. Buku pertamanya yang berjudul Hidup Tanpa Batas:. Inspirasi untuk ridiculously Good Life (Random House, 2010)
Nya DVD motivasi, Greater Life Purpose, tersedia di website Life Without Limbs Sebagian dari DVD difilmkan di tahun 2005, menampilkan film dokumenter singkat tentang kehidupan rumah nya, dan bagaimana ia melakukan hal-hal biasa tanpa anggotabadan.. Bagian kedua dari DVD difilmkan di gereja setempat di Brisbane, dan merupakan salah satu dari pidato pertama motivasi profesional. Sebuah DVD bagi kaum muda adalah berjudul: Tidak Arms, No Legs, No Kekhawatiran: Pemuda Version pidato motivasi Nya dapat dilihat pada Website Speaker Biro Premiere.. Vujicic saat ini tinggal di California.
pertama televisi Vujicic Wawancara seluruh dunia, fitur pada 20/20 (ABC) dengan Bob Cummings disiarkan pada tanggal 28 Maret 2008.
Dia muncul dalam film pendek “The Circus Butterfly” yang memenangkan Doorpost Film Project’s tahun 2009, dan penghargaan Film Pendek Terbaik di Method Fest Film Festival, di mana Vujicic juga dianugerahi Aktor Terbaik dalam film pendek. Butterfly Circus juga baru saja memenangkan Film Pendek Terbaik di Feel Good Film Festival di Hollywood pada tahun 2010.

Selasa, 27 Januari 2015

Ketika 5 Pesepak Bola Miskin Menjadi Bintang Top Dunia


Pele (Brasil)

Pemain bernama lengkap Edson Arantes Do Nascimentoyang lahir tanggal 23 Oktober 1940 itu adalah legenda terbaik dunia asal Brasil. Ia berasal dari keluarga yang amat miskin di Tres Coracos, Brasil.

Pelé memulai karier sepak bola saat masih remaja dan bermain untuk liga lokal (klub kecil di Brasil). Selain bermain sepak bola, dia juga bekerja sampingan menyemir sepatu untuk mendapatkan uang.

Bakat Pele pertama kali ditemukan oleh mantan pemain Brasil Waldemar de Brito. Kala itu usia Pele baru menginjak 11 tahun. Brito membawa Pelé ke Sao Paulo dan meyakinkan direktur tim profesional di Santos

“Anak ini akan menjadi pemain sepak bola terbesar di dunia,” Ujar Brito.

Menginjak usia 15 tahun Pele mulai direkrut ke klub Santos. Cukup satu tahun ia langsung mengawali debut di Santos dengan sebuah gol saat klubnya bertemu Corinthians, September 1956. Kala itu publik sepakbola Brasil menyakini bahwa legenda sepak bola dunia dari negaranya telah lahir.


Lionel Messi (Argentina/Barcelona)

Pemain bernama lengkap Lionel Andrés Messi yang lahir pada 24 Juni 1987 di Rosario, Argentina itu berasal dari keluarga miskin dengan orang tua Jorge Horacio Messi, seorang pekerja pabrik baja, dan Celia María Cuccittini sebagai pembersih paruh waktu.

Messi memula karier sepakbolnya di Grandoli, sebuah klub lokal dilatih oleh ayahnya Jorge pada tahun 1995. Selanjutnya Messi beralih ke Old Boys Newell itu yang berbasis di rumahnya kota Rosario.

Nasib pahit menerpa bintang Barcelona itu pada usia 11, ia didiagnosa kekurangan hormon pertumbuhan. Kala itu tim yang berminat untuk merekrut, River Plate tidak punya cukup uang untuk membayar pengobatan yang biayanya sekitar 900 dolar AS per bulan.

Namun tidak lama kemudian, Messi mengalami keberuntungan setelah Carles Rexach, direktur olahraga dari FC Barcelona melihat bakat yang dimiliki Messi dan menawarkannya kontrak tertulis.

FC Barcelona menawarkan pelunasan tagihan medis Messi jika ia bersedia pindah ke Spanyol. Dan tidak menyia-nyiakan kesempatan Messi ditemani ayahnya menuju Barcelona.


Luis Suarez (Uruguay/Barcelona)

Pemain bernama lengkap Luis Alberto Suárez Díaz yang lahir di Salto, Uruguay, 24 Januari 1987 itu ternyata memiliki hidup kemiskinan di masa kecilnya. Bintang Barcelona itu pernah merasakan kelaparan bersama ibu dan enam saudara kandungnya.

Suarez dibesarkan oleh ibunya sendiri. Hidupnya benar-benar susah dan miskin. Ada saat-saat ketika keluarganya tak tahu dari mana harus mendapatkan makanan.

Saat bermain sepak bola pun Suarez kecil harus bermain tanpa sepatu karena sang ibu kala itu tak mampu membelikannya sepatu bola.

Bahkan, ketika usia 11 tahun dan mendapat undangan dari akademi Asosiasi Sepak Bola Uruguay, Suarez tidak bisa menerimanya karena tak punya satu pasang pun sepatu bola.

”Ya, itu benar. Ketika masih kecil, aku harus berjuang untuk segalanya. Aku ingat dari waktu ke waktu bermain tanpa sepatu. Benar-benar sulit tumbuh seperti itu. Kami sebuah keluarga besar dan tidak memiliki cukup uang. Itulah mengapa kini aku mengerahkan segalanya saat di lapangan,” ungkap Suarez.

”Sangat sulit bagiku sebagai seorang anak kecil untuk menjadi pebola di Uruguay. Aku harus mengorbankan banyak hal untuk bisa menjadi seperti sekarang ini. Sekarang, aku tak mau melewatkan peluang apa pun yang ada di hadapanku. Itulah mengapa aku selalu bekerja keras di lapangan,” lanjutnya.


Luka Modric (Kroasia/Real Madrid)

Pemain Real Madrid ini lahir di Zadar, Yugoslavia, 9 September 1985 itu dibesarkan di tengah perang saudara yang pecah di Yugoslavia pada 1991. Kondisi yang membuat Modric kecil sempat mengalami hambatan besar untuk meniti kariernya di sepak bola.

Modric berasal dari keluarga miskin, dari ayah seorang serdadu yang terdaftar di angkatan darat Kroasia. Tak pelak, sejak kecil Modric lebih sering menghabiskan waktu bersama sang ibu, dan memilih tinggal di Hotel Kolovare di Zadar.

Setelah menjauh dari daerah konflik, Modric kecil pun mulai dapat bebas bermain sepak bola. Hari-harinya pun tak pernah lepas dari si kulit bundar.

“Dia bermain (sepak bola) sepanjang hari dan memecahkan jendela dengan bolanya lebih sering daripada bom perang,” kenang salah satu resepsionis hotel.

Saat usianya menginjak delapan tahun, Modric mulai mencuri perhatian pemandu bakat salah satu klub besar Kroasia, Hajduk Split. Sayangnya, hanya dua pekan dia menimba ilmu di Hajduk sebelum dilepas kembali.

Dia kembali ke Zadar bersama ibunya. Dengan kondisi ekonomi seadanya, keluarga Modric berusaha bertahan hidup. Sebelum takdir mempertemukan Modric dengan Tomislav Basic, kepala tim muda Zadar, saat usianya menginjak 10 tahun.

“Mereka sangat miskin. Mereka tidak punya uang untuk baju atau shinpads untuk Luka. Jadi, saya membuatkannya shinpads dari kayu. Saat ini, shinpads itu masih ada. Saya menyimpannya karena tahu, kelak Modric akan menjadi pemain hebat,” kenang Basic.

Basic sendiri mengungkapkan, Modric paling tak suka mengenang masa lalunya. Terlebih masa kanak-kanak dilaluinya dengan cukup berat, sebelum ayahnya kembali dari peperangan.

“Memang benar, kadang-kadang Luka keberatan mengingat itu semua. Tapi saya pikir itu bagian dari hidupnya dan dia harus bangga dengan dari mana ia berasal,” ujar Basic.

Hampir sepanjang hidupnya Modric paling ogah menceritakan kisah hidupnya kepada publik. Hanya beberapa kalimat sempat terlontar dari mulutnya soal kehidupan masa kecilnya.

“Perang membuatku lebih kuat. Itu adalah waktu yang sangat sulit buatku dan keluarga. Aku tidak ingin menyimpan kisah itu selamanya, tapi aku tidak ingin melupakannya. Sekarang, aku memiliki keyakinan siap menghadapi apapun,” tutur Modric.

Setelah beberapa kali berganti sekolah, pada 2003 Modric akhirnya direkrut Dinamo Zagreb, klub yang mengangkat derajatnya pada usia 16 tahun. Akan tetapi, perang membuatnya menderita lagi.

Luka harus menghabiskan satu tahun wajib militer. Dia pergi ke Mostar, bersama tentara Spanyol membantu membangun kembali daerah tersebut.

Di tengah wajib militer itu, Modric sempat bermain pad musim itu di Liga Bosnia (HŠK Zrinjski Mostar). Di sana, dia tampil memukau dan menjadi pemain terbaik.

Musim berikutnya, Modric menjalani masa peminjaman di NK Inter Zaprešić, Zagreb. Hingga manajer asal Spanyol, Juande Ramos pun mulai kempincut dengan talenta Modric, hingga berani menggelontorkan dana 22 juta euro untuk membawanya ke Tottenham.

Karier Modric pun melesat. Kehidupannya tak lagi melarat seperti saat kecil dulu. Sekarang Modric bisa menikmati kekayaan yang diperoleh dari perjuangannya mengais mimpi di lapangan hijau.

Berkat perang, Modric menjadi kuat. Tubuhnya memang kecil, namun semangat juang telah mengantarkan Modric berlabuh di salah satu klub impiannya, Real Madrid.


Mario Balotelli (Italia/Liverpool)

Pemain yang terkenal kontroversial ini lahir di Palermo, Italia, 12 Agustus 1990 berasal dari orang tuah pasangan imigran asal Ghana, Thomas dan Rose Barwuah.

Pada tahun 1993, saat Mario berusia 3 tahun, keluarga Barwuah setuju anaknya diadopsi oleh keluarga Italia Balotelli. Setelah balotelli diadopsi kehidupan financialnya memang lebih baik. Adopsi ini resmi disahkan oleh pengadilan Brescia, dan Mario pun berhak menggunakan nama keluarga Balotelli di belakang namanya.

Namun, ia baru mendapatkan kewarganegaraan Italia pada 13 Agutus 2008 atau setelah ia berusia 18 tahun. setelah mencapai kesuksesannya, ternyata kehidupan mewah Mario Balotelli bertolak belakang dengan kehidupan ibu kandungnya.

Rose Barwuah, nama ibu kandung Balotelli, masih hidup sangat sederhana dengan gaji pas-pasan sebagai seorang petugas kebersihan di sebuah kawasan di Manchester. Seperti dilansirThe Mirror, Rose Barwuah, hanya bergaji enam poundsterling atau sekitar Rp75 ribu per jam.

sumber:http://www.sepakbola.com/2014/09/ketika-5-pesepakbola-miskin-menjadi-bintang-top-dunia

Rabu, 21 Januari 2015

10 Orang Miskin yang Berhasil Jadi Triliyuner Kaya Raya

Terlahir menderita di bawah garis kemiskinan ternyata tak mampu menghentikan langkah sebagian orang untuk terus berusaha. Bahkan pada akhirnya orang-orang tersebut justru mampu menyabet gelar miliarder dunia. Berapa orang kaya di dunia justru lahir dari keluarga super miskin. Berawal dari sulitnya hidup di tengah jeratan kemiskinan ternyata dapat menjadi motivasi khusus bagi sebagian orang.
Berbekal kegigihan dan sikap pantang menyerah, sejumlah pekerja keras berhasil mengubah kehidupannya dan menjadi yang teratas dalam bisnisnya. Bahkan sebagian darinya sukses mencatatkan namanya sebagai salah satu orang terkaya di dunia.Sebagian darinya harus bersusah payah merangkak untuk keluar dari belitan kemiskinan yang menjeratnya sejak lahir.
Meski yang kaya semakin kaya, ternyata si miskin pun mampu menjadi konglomerat. Sebut saja pendiri Oracle, Larry Ellison yang pernah bekerja serabutan selama 8 tahun dan akhirnya sukses menciptakan perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Seperti dikutip dari Business Insider, Kamis (2/1/2014), beberapa miliarder dunia saat ini tak semuanya berasal dari keluarga kaya raya.  Berikut 10 Orang Miskin yang Jadi Miliarder Super Tajir:
 

1. Larry Ellison
Jumlah kekayaan: US$ 41 miliar atau Rp 498,6 triliun (kurs: Rp 12.163 per dolar AS)
Lahir di Brooklyn, New York tanpa ayah, Ellison dibesarkan paman dan bibinya di Chicago. Namun setelah sang bibi yang juga berperan sebagai ibu angkatnya meninggal, Ellison keluar sekolah dan pindah ke California.
Dia juga bekerja serabutan selama delapan tahun semenjak ditinggal sang bibi untuk selama-lamanya. Namun kerja keras dan kecerdasannya membuat dia akhirnya mampu menjadi orang sukses.
Dia berhasil mendirikan perusahaan pengembang software, Oracle pada 1997. Saat ini Oracle telah menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Pria tanpa pekerjaan tetap ini sekarang telah meraup kekayaan hingga berjumlah US$ 41 miliar atau Rp 498,6 triliun.
2. Harold Simmons
Jumlah kekayaan: US$ 40 miliar atau Rp 486,5 triliun
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Simmons ternyata pernah hidup sangat miskin. Di masa sulitnya itu, Simmons hidup tanpa listrik dan air bersih.
Namun pria yang satu ini pantang menyerah, meski sempat hidup dalam kegelapan dia akhirnya berhasil memperoleh beasiswa di University of Texas. Dari kampus tersebut, Simmons berhasil meraih gelar sarjana dan master di bidang ekonomi.
Simmons memperoleh keuntungan besarnya saat dia membeli sejumlah toko obat yang kemudian dijual seharga US$ 50 juta. Setelah itu dia lalu menjadi pakar jual beli perusahaan. Sayangnya, Simmons baru-baru ini dikabarkan meninggal di usianya yang ke-82.
3. Li Ka-Shing
Jumlah kekayaan: US$ 31 miliar atau Rp 377,05 triliun
Ka Shing terbang dari China dan menetap di Hong Kong pada 1940-an. Malang nasibnya, ayahnya meninggal saat dia masih berusia 15 tahun.
Setelah itu, dia bertanggung jawab penuh menanggung kebutuhan seluruh keluarganya. Dia keluar sekolah untuk bekerja apapun selama menghasilkan uang agar keluarganya tetap bertahan hidup.
Hebatnya, pada 1950, dia mulai mendirikan perusahaan sendiri, Cheung Kong Industries. Perusahaan plastik yang kemudian berekspansi pada sektor properti itu berhasil mengantarkan kekayaan sebesar US$ 31 miliar atau Rp 377,05 triliun.
4. George Soros
Jumlah kekayaan: US$ 20 miliar atau Rp 243,2 triliun
Saat berusia masih remaja, Soros hidup dalam penderitaan dan kemiskinan. Untuk menyelamatkan hidupnya dari serangan Nazi, dia direkrut untuk bekerja sebagai pegawai di Kementerian Perdagangan Hungaria.
Dia lalu meloloskan diri dari okupasi Nazi dan pindah ke London untuk tinggal bersama saudaranya di sana. Tak memiliki uang, dia lalu bekerja sebagai pelayan dan poter di stasiun kereta untuk membiayai kuliahnya di London School of Economics.
Setelah lulus, Soros sempat bekerja di toko sovenir sebelum akhirnya diterima sebagai bankir di New York City. Pada 1992, taruhan besarnya yang terkenal pada pound sterling membuatnya sukses mencetak uang hingga triliunan rupiah.

5. Leonardo Del Vecchio 
Jumlah kekayaan: US$ 15,3 miliar atau Rp 186,1 triliun
 
Del Vecchio merupakan satu dari lima anak yang dititipkan ke panti asuhan karena sang ibu yang menjanda tak sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya. Hidup di tengah kemiskinan, Vecchio lalu mulai mencari kerja.
 
Dia kemudian bekerja di pabrik pembuat bingkai kacamata. Saat itu, dia mengalami kecelakaan dan kehilangan beberapa jarinya.
 
Menginjak usia ke-23, dia lalu membuka toko sendiri yang kemudian terus membesar menjadi produsen kacamata terbesar di dunia. Kacamata buatannya juga dilabeli merek-merek terkenal seperti Ray Ban dan Oakley. 

6. Francois Pinault
Jumlah kekayaan: US$ 15 miliar atau Rp 182,4 triliun
Siapa sangka, salah satu miliarder dunia ini ternyata pernah hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan saat masih kecil, dia keluar dari sekolah karena teman-temannya terus mengejeknya karena kemiskinan yang dideritanya.
Saat ini, Pinault telah berubah. Anak kecil miskin itu telah menjadi konglomerat dan pemain besar di bidang fashion. Dia terkenal dengan taktik predaktornya termasuk membeli perusahaan-perusahaan kecil saat pasar tengah kacau.
7. Ralph Lauren
Jumlah kekayaan: US$ 7,7 miliar atau Rp 93,6 triliun
Setelah lulus dari sekolah menengah atas di New York, Lauren keluar dari perguruan tinggi untuk bergabung dengan militer. Setelah itu, dia sempat bekerja sebagai pelayan di Brooks Brothers di mana dia terinspirasi untuk menjadi pengusaha.
Berawal dari dasi-dasi cantik yang dibuatnya dia pun mulai merancang produk fashion lainnya. Pada 1967, dia memutuskan untuk mewujudkan mimpinya dengan menjual dasi seharga US$ 500 ribu.
8. Do Won Chang
Jumlah kekayaan: US$ 5 miliar atau setara Rp 60,8 triliun
Setelah pindah ke Amerika Serikat (AS) dari Korea pada 1981, Do Won hidup tanpa uang dan pekerjaan. Dia lalu melakukan tiga pekerjaan setiap harinya yaitu sebagai petugas kebersihan, penjaga pom bensin, dan pelayan di toko kopi.
Setelah menabung dan punya cukup uang dia lalu membuka toko baju pertamanya pada 1984. Sekarang Forever 21 telah menjadi perusahaan internasional dengan 480 toko yang tersebar di berbagai negara.
Setiap tahunnya penjualan Forever 21 mampu mencapai US$ 3 miliar. Kini bisnis tersebut dikelolanya bersama sang istri, Jin Sook.
9. John Paul DeJoria
Jumlah kekayaan: US$ 4 miliar atau Rp 48,6 triliun
Belum genap berusia 10 tahun, DeJoria menjual kartu ucapan selamat natal dan surat kabar untuk menghidupi keluarganya. Dia sempat tinggal di rumah penampungan, di mobil dan di jalanan sebelum akhirnya bergabung dengan militer AS.
Dengan pinjaman sebesar US$ 700, dia menciptakan John Paul Mitchell Systems dan menjual sampo tersebut dari pintu ke pintu. Setelah memiliki cukup modal, dia lalu mendirikan Patron Tequila dan berinvestasi di sejumlah bidang industri lain.
10. Krik Kerkorian
Jumlah kekayaan: US$ 3,9 miliar atau Rp 47,4 triliun
Untuk membiayai kebutuhan keluarganya, Kerkorian memutuskan untuk keluar sekolah saat baru lulus Sekolah Dasar. Dia lalu mendaftar untuk menjadi petinju dan memperoleh julukan Rifle Right Kerkorian.
Selama Perang Dunia II, Kerkorian bekerja untuk angkatan udara Inggris. Setelah berhenti dia mengubah karirnya dengan membangun banyak hotel dan resort terbesar di Las Vegas. 

sumber: http://orangterkaya-id.blogspot.com/2014/02/kumpulan-kisah-orang-miskin-yang.html